Minggu, 26 Mei 2013

Hewan Purba Kecoak Ternyata Cinta Kebersihan

Serial Pendidikan Anak GYD- Cinta kebersihan dalam islam sangat diutamakan karena bagian dari fitrah manusia yang diberikan Allah Swt, dengan ini maka tercipta lingkungan yang nyaman dan Indah dipandang. Kecoa selama ini dianggap sebagai hewan kotor pembawa kuman penyakit. Namun anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Penelitian terbaru menunjukkan, kecoa ternyata doyan dandan. Serangga berwarna kecokelatan ini selalu menjaga antenanya supaya tetap bersih. Kecoa membersihkan antenanya dari partikel kotoran dengan cara mandi kucing–menjilati bagian tubuh seperti yang dilakukan kucing. Biasanya, kecoa menggunakan kaki depan mereka untuk mendorong antena ke arah mulut. Antena kemudian dijilati secara sistematis dari atas ke bawah. Aktivitas bersih-bersih ini dilakukan secara rutin oleh kecoa tidak hanya untuk mempertahankan penampilan. “Tapi juga menjaga penciuman untuk menemukan makanan, pasangan, dan merasakan bahaya,” kata Coby Schal, pakar serangga dari North Carolina State University, seperti dilaporkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, Selasa, 5 Februari 2013. Menjaga kebersihan antena menjadi hal yang sangat vital bagi kecoa. Sebab, kecoa mendeteksi kondisi lingkungan sekitarnya dengan sepasang antena yang melekat di kepalanya. Schal mengatakan, membersihkan diri termasuk jenis aktivitas yang lumrah dilakukan oleh mamalia dan serangga. Namun kebiasaan ini terbilang aneh untuk kecoa. Serangga yang tubuhnya selalu tampak mengkilap ini diketahui doyan tinggal di tempat-tempat yang kotor. Untuk menyelidiki keanehan itu, Schal dan rekan-rekannya membandingkan antena kecoa Amerika yang bersih dan kecoa yang dicegah membersihkan diri. Antena kecoa gampang kotor terkena akumulasi bahan kimia dan zat lilin yang dikeluarkan serangga ini supaya tubuhnya tetap terhidrasi. Kotoran menutupi pori-pori pada antena, lubang superkecil yang memungkinkan bahan kimia merambat ke saraf penciuman kecoa. “Ketika mandi, kecoa membersihkan antena dari timbunan kotoran yang menutupi pori-pori tersebut,” ujar Schal. Mempertahankan pori-pori antena tetap terbuka membuat kecoa mampu terus mengenali aroma lingkungan di sekitarnya. Kondisi antena inilah yang diuji. Schal dan rekan-rekannya memberikan feromon–zat kimia yang digunakan serangga untuk berkomunikasi seksual–untuk mengetahui kemampuan antena kecoa yang kotor dan bersih. Hasilnya, “Antena yang bersih bisa lebih baik mendeteksi feromon daripada antena yang kotor,” katanya. Tim peneliti kemudian memperlakukan percobaan serupa pada semut kayu, kecoa Jerman, dan lalat. Mereka menemukan bahwa akumulasi partikel kotoran yang menempel pada antena juga menurunkan kemampuan indra penciuman serangga tersebut. Berbeda dengan kecoa, semut kayu membersihkan antena dengan menggosokkannya ke kaki mereka. Schal mengatakan, temuan ini dapat digunakan untuk merancang insektisida yang ampuh, yakni yang dapat menempel lama pada lapisan lilin pada kutikula luar tubuh kecoa. Perilaku kecoa menjilati antenanya akan membawa racun insektisida ke dalam tubuhnya sendiri. “Insektisida yang menempel pada antena otomatis akan termakan oleh kecoa,” kata dia. Tempo Media.

COPAS : http://griyayatim.or.id/artikel/hewan-purba-kecoak-ternyata-cinta-kebersihan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar